;

Minggu, 04 Desember 2011

Dibalik aksara jawa

Minggu, 04 Desember 2011

Dibalik aksara jawa katanya tersimpan atau mengandung sebuah arti yang tersembunyi!! nopo niku gih? kulo nyuwun pirso!
nek mboten klentu lho nggeh,,,

HO NO CO RO KO= ONO CARITO= ADA CERITA
DO TO SO WO LO= DATA DAN SAWALA= DATA DAN SAWALA
PO DHO JO YO NYO=PODO JOYO NE=SAMA SAMA JAYA
MO NGO BO THO NGO=MANGGO BATANG IPON

kirang lakung ipon cerito wayang dato kalian sawolo engkang podo podo sekti trus podo kerengan trus podo sedo sedanten,,,, mungkin poro sesepoh onten engkang bade njelaske luweh rinci...

(Informasi ini saya tambahkan untuk mengajak teman-teman yang tidak tahu huruf Jawa untuk tidak takut membaca )



Setelah mengetahui sedikit tentang sejarah huruf Jawa maka mari kita sedikit mengupas beberapa makna filosofis dari huruf Jawa tersebut. Ada begitu banyak makna secara filosofis dari huruf Jawa tersebut dan makna filososfis tsb bersifat cukup general alias tidak hanya untuk orang Jawa saja lho. Ada beberapa versi makna huruf Jawa tersebut, beberapa di antaranya adalah yang dikatakan Pakdhé Wikipedia di sini dan di sana, berhubung Pakdhé Wikipedia sudah bercerita dengan cukup jelas maka saya tidak akan menulis ulang pitutur Pakdhé tersebut.
Sekarang saya akan sedikit mengupas “tafsir” versi lain dari huruf Jawa tersebut. Ki Hadjar Dewantara tidak hanya mencetuskan konsep petuah tentang kepemimpinan yang sangat terkenal, beliau juga berhasil memberi penafsiran mengenai ajaran budi pekerti serta filosofi kehidupan yang sangat tinggi dan luhur yang terkandung dalam huruf Jawa .
Adapun makna yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) HA NA CA RA KA:
Ha: Hurip = hidup
Na: Legeno = telanjang
Ca: Cipta = pemikiran, ide ataupun kreatifitas
Ra: Rasa = perasaan, qalbu, suara hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan.
(2) DA TA SA WA LA

DA TA SA WA LA (versi pertama):
Da: Dodo = dada
Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna) kehidupan.

DA TA SA WA LA (versi kedua):
Da-Ta (digabung): dzat = dzat
Sa: Satunggal = satu, Esa
Wa: Wigati = baik
La: Ala = buruk

(3) PA DHA JA YA NYA:

PA DHA JA YA NYA =Sama kuatnya (tidak diartikan per huruf).

(4) MA GA BA THA NGA :

Ma: Sukma = sukma, ruh, nyawa
Ga: Raga = badan, jasmani
Ba-Tha: bathang = mayat
Nga: Lungo = pergi

Tetapi selanjutnya dengan sedikit ngawur saya pribadi akan berusaha menyelami dan menjabarkan tafsir huruf Jawa versi Ki Hadjar tersebut sesuai dengan kemampuan saya. Kalau banyak kesalahan ya mohon dimaklumi karena saya bukanlah seorang filusuf, saya hanya ingin mengenal lebih jauh huruf Jawa (walaupun secara ngawur dengan cara sendiri).

(1) HA NA CA RA KA:
Ha: Hurip = hidup
Na: Legeno = telanjang
Ca: Cipta = pemikiran, ide ataupun kreatifitas
Ra: Rasa = perasaan, qalbu, suara hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan.

Dari arti secara harfiah tsb, saya berusaha menjabarkannya menjadi dua versi:

**) Ketelanjangan=kejujuran

Bukankah secara fisik manusia lahir dalam keadaan telanjang? Tapi sebenarnya ketelanjangan itu tidak hanya sekedar fisik saja. Bayi yang baru lahir juga memiliki jiwa yang “telanjang”, masih suci…polos lepas dari segala dosa. Seorang bayi juga “telanjang” karena dia masih jujur…lepas dari perbuatan bohong (kecuali bayi aneh Very Happy ). Sedangkan CA-RA-KA mempunyai makna cipta-rasa-karya . Sehingga HA NA CA RA KA akan memiliki makna dalam mewujudkan dan mengembangkan cipta, rasa dan karya kita harus tetap menjunjung tinggi kejujuran. Marilah kita “telanjang” dalam bercipta, berrasa dan berkarya.

**)) Pengembangan potensi

Jadi HA NA CA RA KA bisa ditafsirkan bahwa manusia “dihidupkan” atau dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan “telanjang”. Telanjang di sini dalam artian tidak mempunyai apa-apa selain potensi. Oleh karena itulah manusia harus dapat mengembangkan potensi bawaan tersebut dengan cipta-rasa-karsa. Cipta-rasa-karsa merupakan suatu konsep segitiga (segitiga merupakan bentuk paling kuat dan seimbang) antara otak yang mengkreasi cipta, hati/kalbu yang melakukan fungsi kontrol atau pengawasan dan filter (dalam bentuk rasa) atas segala ide-pemikiran dan kreatifitas yang dicetuskan otak, serta terakhir adalah raga/tubuh/badan yang bertindak sebagai pelaksana semua kreatifitas tersebut (setelah dinyatakan lulus sensor oleh rasa sebagai badan sensor manusia).
Secara ideal memang semua perbuatan (karya) yang dilakukan oleh manusia tidak hanya semata hasil kerja otak tetapi juga “kelayakannya” sudah diuji oleh rasa. Rasa idealnya hanya meloloskan ide-kreatifitas yang sesuai dengan norma. Norma di sini memiliki arti yang cukup luas, yaitu meliputi norma internal (perasaan manusia itu sendiri atau istilah kerennya kata hati atau suara hati) atau bisa juga merupakan norma eksternal (dari Tuhan yang berupa agama dan aturannya atau juga norma dari masyarakat yang berupa aturan hukum dll).
(2) DA TA SA WA LA: (versi pertama)

Da: Dodo = dada
Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna) kehidupan.

DA TA SA WA LA berarti dadane ditoto men iso ngadeg jejeg (koyo soko) lan iso weruh (mangerteni) lakuning urip. Dengarkanlah suara hati (nurani) yang ada di dalam dada, agar kamu bisa berdiri tegak seperti halnya tiang penyangga dan kamu juga akan mengerti makna kehidupan yang sebenarnya.
Kata “atur” bisa berarti manage dan juga evaluate sedangkan dada sebenarnya melambangkan hati (yang terkandung di dalam dada). Jadi dadanya diatur mengandung arti bahwa kita harus senantiasa me-manage (menjaga-mengatur) hati kita untuk melakukan suatu langkah evaluatif dalam menjalani kehidupan supaya kita dapat senantiasa berdiri tegak dan tegar dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kita harus senantiasa memiliki motivasi dan optimisme dalam berusaha tanpa melupakan kodrat kita sebagai makhluk Alloh yang dalam konsep Islam dikenal dengan ikhtiar-tawakal, ikhtiar adalah berusaha semaksimal mungkin sedangkan tawakal adalah memasrahkan segala hasil usaha tersebut kepada Alloh.

DA TA SA WA LA: (versi kedua)

Da-Ta (digabung): dzat = dzat

Sa: Satunggal = satu, Esa
Wa: Wigati = baik
La: Ala = buruk

DA TA SA WA LA bisa ditafsirkan bahwa hanya Dzat Yang Esa-lah (yaitu Tuhan) yang benar-benar mengerti akan baik dan buruk. Secara kasar dan ngawur saya mencoba menganggap bahwa kata “baik” di sini ekuivalen dengan kata “benar” sedangkan kata “buruk” ekuivalen dengan “salah”. Jadi alangkah baiknya kalau kita tidak dengan semena-mena menyalahkan orang (kelompok) lain dan menganggap bahwa kita (kelompok kita) sebagai pihak yang paling benar.

(3) PA DHA JA YA NYA:
PA DHA JA YA NYA = sama kuat
Pada dasarnya/awalnya semua manusia mempunyai dua potensi yang sama (kuat), yaitu potensi untuk melakukan kebaikan dan potensi untuk melakukan keburukan. Mungkin memang benar ungkapan bahwa manusia itu bisa menjadi sebaik malaikat tetapi bisa juga buruk seperti setan dan juga binatang. Mengingat adanya dua potensi yang sama kuat tersebut maka selanjutnya tugas manusialah untuk memilih potensi mana yang akan dikembangkan. Sangat manusiawi dan lumrah jika manusia melakukan kesalahan, tetapi apakah dia akan terus memelihara dan mengembangkan kesalahannya tersebut? Potensi keburukan dalam diri manusia adalah hawa nafsu, sehingga tidak salah ketika Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa musuh terbesar kita adalah hawa nafsu yang bersemayam dalam diri kita masing-masing.

(4) MA GA BA THA NGA:
Ma: Sukma = sukma, ruh, nyawa
Ga: Raga = badan, jasmani
Ba-Tha: bathang = mayat
Nga: Lungo = pergi

Secara singkat MA GA BA THA NGA saya artikan bahwa pada akhirnya manusia akan menjadi mayat ketika sukma atau ruh kita meninggalkan raga/jasmani kita. Sesungguhnya kita tidak akan hidup selamanya dan pada akhirnya akan kembali juga kepada Alloh. Oleh karena itu kita harus senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadap Alloh.







Sik mas......

Dentajwanjana utawa aksarar jawa sing anan rong puluh iku sejatini nggambarake babaring manungsa utawa ngambarake piye to manungsa iku dadi......

mula aksarar jawa iku ana 20 sing dipara papat dadi lima lima

HANACARAKA papane ana wetan
DATASAWALA papane o no kidul
PADAJAYANYA papane ana kulon
MAGABATHANGA papane ana lor....

Hana artine yo 'ana" ada
caraka , iku basa kawi artine "utusan" dadi hanacaraka artine ana utusan. Utusane sapa? ya Untusane "Ha" ana sing sepisanan ( Gusti Allah) Ha/hu nek basa arap artine "Panjenegan Gusti" kenapa gusti allah gawe utusan? untusan iku kanggo gawe "na" ana sing sakbanjura, utawa anane manungsa.

Mula "HANACARAKA iku papane ana wetan... maksude wiwitan...lan nagdep langsnu karo PADAJAYANYA sing ono kulon. maksude utusane gusti sing bakal dadi menungsa iku dititipake marang rama lan kudu ditampa ibu sing adep adepan mula disebut PADAJAYANYA... pada geleme pada kuat pada sehate... masalahe nek ra pad sehate ra pada kuate nadyan ramam ibu wis adep adepan yo ra dadi....

nah saiki balik neng DATA SAWALA....datan sawala..."nggak bisa dielakkan lagi" artine...pancen campuhe nafsu ramam lan ibu men menkone dadi menungsa iku ora bisa diselaki....kudu ana...lan kudu mengkono...ora ono wong sing bisa ngendak lan mbuwang nafsu iki utawa utusan iki....mula disebut datan suwala....

datan suwala sing papane anan kidul adep adepan langsung karo MAGABATHANGA...utawa mangga bathange....ini jasadnya....yen manungsa pancen ora bisa ngendak karepe sing kuasa ramam lan ibu wis adep adepan campuh bandayuda ana ing PADAJAYANYA... mula sing paling keri muncule si ponang bayi....mula... aksara sing paling keri MAGABATHANGA mangga bathange... utawa iki bayine.....

Balik maneh marang CARAKA sing artine utusan...saktemen proses ddine manungsa sing tak andarake neg nduwur iku mung mligi dadine jasad... dadine jasad diwiwiti sakak utusan sing digawa bapak dileboke neg nggone emak...

nangis manungsa iku sak liyane Jasad ana unsur roh... sing kabuntel RAh...isi roh iki sinebut sejatining sukma.. utawa sukma sejati....sukma sejati iku uga diutus marang pangeran mlebu ning jasading manungsa sing digawe romo ibu mau liwat telung utusan yaiku CARAKA Cipta Rasa lan Karsa....

dadi manungsa sing bisa dadi utusane pangeran anan ing madya pada iki mung manungsa sing ngerti marang CIPTA Rasa lan KARsane sing kuasa...


Anda Telah Membaca artikel Dibalik aksara jawa, Baca Juga Artikel Berikut

Dimaz Yudha - 12/04/2011 06:39:00 PM

TULISAN PESAN KOMENTAR ANDA DISINI